Langsung ke konten utama

Benarkah pepatah "Banyak anak, banyak rezeki" ?

Persoalan Anak Tidak Hanya Tentang Rezeki

Pernah mendengar ungkapan "banyak anak, banyak rezeki"? Meskipun ungkapan tersebut sudah tidak relevan lagi di masa kini, tapi masih banyak masyarakat yang percaya. Padahal, tanggung jawab menjadi orang tua itu sangatlah berat.


Sebelum memutuskan untuk mempunyai anak, kita harus memiliki persiapan yang sangat matang, baik dari segi mental ataupun finansial. Punya anak tuh bukan cuma persoalan tentang hamil, melahirkan dan ngurus anak doang, tapi lebih dari itu. Kalau orang-orang yang secara finansial unstable teredukasi dan bisa berpikir, harusnya udah tau dong, kalau persoalan anak tuh bukan soal rezeki kedepannya doang, tapi soal tanggung jawab secara keseluruhan, karena ini semua menyangkut hidup anaknya kelak.

Baca Juga : banyak anak banyak rezeki

Memang sih rezeki itu udah ada yang ngatur, tapi selagi kita bisa mencegah hal-hal buruk yang bisa aja terjadi, kenapa enggak? 

Sebuah studi yang dilakukan tiga ahli ekonomi menemukan bahwa memiliki banyak anak akan mengurangi nilai kognitif anak, memperburuk perilaku mereka, meningkatkan risiko keterlibatan anak pada kriminalitas dan risiko kehamilan saat remaja, dan menurunkan tingkat pendidikan serta pendapatan mereka saat beranjak dewasa.

Buktinya sekarang banyak banget tuh anak-anak yang harus hidup dibawah kemiskinan. Akibatnya banyak anak yang mengalami stunting karena kekurangan gizi, boro-boro buat berobat atau konsultasi ke Dokter, wong buat makan sehari-hari aja susah. 

Di luar sana juga banyak anak yang mengalami gangguan mental, penyebab paling banyak ya karena tekanan dari orang tua dan keluarganya. Banyak anak yang dijadikan investasi masa tua oleh orang tuanya dan dituntut untuk membahagiakan mereka dengan dalih "balas budi". What?! Padahal sebagai anak, kita gak meminta untuk dilahirkan, lho.

Orang tua yang baik itu tidak menuntut untuk dibahagiakan anaknya, karena mereka sadar dan mengerti bahwa membesarkan anak itu adalah tanggung jawab mereka, bukan hutang yang harus dibayar.Dengan banyaknya persoalan yang serius, masih tetep buat punya anak banyak? Sebelum punya anak, mending persiapkan mental, ilmu parenting dan finansial dulu yuk. Ada pepatah yang mengatakan, "Kita memang tidak bisa memilih mau dilahirkan dari orang tua seperti apa, tapi kita bisa memilih mau jadi orang tua seperti apa."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay tentang kekerasan seksual

Keterkaitan Korban Kekerasan Seksual yang Melakukan Speak Up di Media Sosial untuk Mencari Keadilan dengan Teori Spiral of Silence Persoalan kasus kekerasan seksual di Indonesia menjadi salah satu isu hangat yang ramai diperbincangkan. Kasus ini menjadi sebuah polemik yang tidak pernah usai sejak lama, bahkan dalam beberapa waktu terakhir, angka kasus pemerkosaan dan pelecehan yang menimpa perempuan kian meningkat tajam. Kementerian Perberdayaan Perempuan dan Anak (KPPPA) mencatat sebanyak 8.800 kasus kekerasaan seksual terjadi dari Januari sampai November 2021. Kasus ini banyak terjadi di berbagai tempat yang selama ini dianggap aman, seperti sekolah, perguruan tinggi, hingga pesantren. Korbannya pun beragam, mulai dari santri, mahasiswa, sampai anak kecil pun bisa menjadi korban. Kasus kekerasan seksual yang baru-baru ini terjadi, seperti kasus oknum ustadz pesantren cabul hingga dosen yang melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya, semakin menjelaskan bahwa tidak ada tempat ...