Langsung ke konten utama

Mini Riset tentang remaja pengelola domba

REMAJA PENGELOLA DOMBA



Muhammad Rifqi Suhana adalah salah satu remaja sukses berusia 20 tahun yang mengelola usaha peternakan domba sejak dibangku SMP. Domba yang ia kelola sudah pernah terjual didalam kota dan diluar kota, salah satunya ke Aceh.

Diawali dengan ayahnya yang menyukai dan memberi seekor domba kepada Rifqi, maka domba itu dikawinkan sehingga beranak. Hingga sekarang di peternakan itu memiliki 18 domba jantan dan 16 betina.

Cara mengawinkan domba tersebut ada dua cara. 

  1. adanya tempat untuk mengawinkan domba jantan dan betina untuk proses perkawinan.
  2. dengan cara kloning, yaitu dengan menyatukan 1 domba jantan dan 10 domba betina dilepaskan dari kandangnya. Tetapi cara kloning ini tidak disarankan karena untuk kesehatan domba jantan.

Domba yang ia ternak tidak hanya diperjual belikan, namun adapun domba tangkas atau biasa yang disebut dengan domba adu. Domba tangkas ini sudah mempunyai beberapa prestasi sehingga ada orang yang menawarkan domba tangkas tersebut seharga 50 juta. Tetapi tidak ia jual karena domba tersebut adalah domba yang ia urus dari pertama ia mengelola ternak domba tersebut. Dan remaja pengelola tersebut bisa menjual 4 sampai 5 domba dengan menghasilkan 8 sampi 10 juta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Essay tentang kekerasan seksual

Keterkaitan Korban Kekerasan Seksual yang Melakukan Speak Up di Media Sosial untuk Mencari Keadilan dengan Teori Spiral of Silence Persoalan kasus kekerasan seksual di Indonesia menjadi salah satu isu hangat yang ramai diperbincangkan. Kasus ini menjadi sebuah polemik yang tidak pernah usai sejak lama, bahkan dalam beberapa waktu terakhir, angka kasus pemerkosaan dan pelecehan yang menimpa perempuan kian meningkat tajam. Kementerian Perberdayaan Perempuan dan Anak (KPPPA) mencatat sebanyak 8.800 kasus kekerasaan seksual terjadi dari Januari sampai November 2021. Kasus ini banyak terjadi di berbagai tempat yang selama ini dianggap aman, seperti sekolah, perguruan tinggi, hingga pesantren. Korbannya pun beragam, mulai dari santri, mahasiswa, sampai anak kecil pun bisa menjadi korban. Kasus kekerasan seksual yang baru-baru ini terjadi, seperti kasus oknum ustadz pesantren cabul hingga dosen yang melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya, semakin menjelaskan bahwa tidak ada tempat ...